HUKUM HASAD
Ketahuilah,
hasad hukumnya haram, termasuk dosa besar.
Dia akhlak yang tercela.
Akhlaknya Iblis dan sifat Yahudi.
Membahayakan badan dan merosak agama.
Banyak sekali dalil-dalil yang
menerangkan keharaman hasad.
Allah azza wa jalla berfirman :
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا
Jika kamu memperoleh kebaikan,
nescaya mereka bersedih hati, tetapi
jika kamu mendapat bencana,
mereka bergembira kerananya.
(QS. Ali Imran : 120)
Allah memerintahkan kita
untuk berlindung dari keburukan hasad.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Dan..
dari kejahatan pendengki apabila ia dengki.
(QS. Al-Falaq (113) : 5)
Cukuplah hal itu sebagai tanda
akan buruknya perangai hasad.
Andaikan celaan itu bukan kerana
hasad adalah akhlak yang rendah
yang boleh melibatkan kerabat dan sahabat,
terutama ketika bergaul dan berteman,
sungguh....
berlepas diri dari hal itu
adalah satu kemuliaan. Dan...
sungguh selamat dari hal itu
adalah keberuntungan.
Rasulullah saw bersabda :
لاَ تَحَاسَدُوا
Janganlah kalian saling dengki .
(HR.Muslim : 2564).
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rohimahulloh berkata :
“Hasad ada tiga tingkatan :
Pertama :
Berangan-angan untuk melebihi orang lain.
Maka ini boleh, bukan hasad.
Kedua :
Membenci nikmat Allah
yang diberikan kepada orang lain.
Akan tetapi dia tidak berusaha untuk
menghilangkan nikmat itu
dari orang yang ia dengki.
Bahkan selalu berusaha untuk menolak
dan melawan gejolak hasadnya.
Hasad semacam ini
tidak membahayakan, sekalipun
yang lainnya lebih sempurna.
Ketiga :
Hatinya terjangkiti penyakit hasad,
dan dia berusaha menurunkan martabat
orang yang ia dengki, maka ini
adalah hasad yang diharamkan.
Pelakunya terkena dosa.
(Syarah al-Arba’in an-Nawawiyyah hal. 343).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan