:)

Zikrullah Photobucket http://memyselfanis.files.wordpress.com/2010/07/380103_298x412.gif

Sahabat Maya

" Kebimbangan terhadap hal-hal keduniaan itu menggelapkan hati manakala kebimbangan terhadap hal-hal akhirat itu adalah menyinarkan hati "

Ahad, 15 April 2012

Jadilah kita insan pemaaf







Jadilah kita insan pemaaf



SATU hari raut wajah Rasulullah s.a.w

tampak berseri-seri dengan menampakkan

senyumannya sehingga kelihatan kilauan gigi putihnya.

Maka Umar bertanya ada apa gerangan.






Sabda Rasulullah s.a.w:





“Aku lihat ada dua orang

daripada umatku yang mendatangi

Allah ‘Azza wa Jalla.

Yang satu berkata,

‘Ya Rabbi, hukumlah orang ini

yang mengambil hak dan menganiayaku di dunia.”

Lalu Allah memerintahkan kepada

si zalim itu supaya mengembalikan haknya.

‘Ya Rabbi’, kata si zalim,

“Aku tidak lagi memiliki simpanan

perbuatan baik yang bisa menggantikan haknya.”

Dia sudah tidak memiliki sisa-sisa perbuatan baik

untuk menggantimu, lalu apa

yang kau harapkan darinya?”

kata Allah kepada satunya.

‘Ya Rabbi’,

pindahkan kepadanya dosa-dosaku.

Biar dia yang memikulnya,” katanya.

“Tiba-tiba air mata Rasulullah

mengalir membasahi pipinya

kerana mengenang hari-hari

yang maha dahsyat itu.

Baginda berkata,

“Hari itu adalah

hari-hari yang maha dahsyat,

hari di mana setiap orang berusaha

untuk melepaskan setiap beban dosa

yang dipikulnya.”

Kemudian, Allah berkata kepada si teraniaya,

“Wahai Fulan,

angkat pandanganmu dan lihatlah

syurga-syurga yang tersedia.’

‘Ya Rabbi,

saya lihat negeri yang terbuat

dari perak dan istana dari emas

yang terhias indah dengan

mutiara yang berkilauan.

Apakah semua itu Engkau

persiapkan untuk Nabi dan Rasul-Mu,

para siddiqin dan orang-orang yang syahid?

Tidak, kata Allah.

Semua itu Aku siapkan

bagi siapa saja yang sanggup membelinya.

Siapakah mereka Ya Rabbi?

‘Engkau juga mampu memilikinya.’

Bagaimana caranya?

“Dengan memaafkan saudaramu itu.”

Kalau begitu, aku maafkan dia ya Rabbi.’’

Ambillah tangan saudaramu itu

dan masuklah kalian ke dalam

syurga yang Aku janjikan.’”





Kemudian Nabi mengakhiri kisah itu

dengan sabdanya,




“Bertakwalah kamu kepada Allah

dan berbuat baiklah dalam hubungan

antara sesama. Sungguh Allah

akan mendamaikan antara orang-orang

yang beriman kelak pada hari kiamat.”






Apa yang kita fikirkan

selepas membaca kisah

yang dibawakan Rasulullah di atas?

Adakah kita langsung teringat

kepada orang-orang yang pernah

berbuat salah kepada kita?




Adakah

keinginan kita untuk segera memaafkannya?

Jika begitu,

berbahagialah, kerana sesungguhnya tulisan ini

dimaksudkan supaya kita menjadi orang

yang sentiasa berlapang dada,

mudah meminta maaf dan memberi maaf

kepada orang yang melakukan kesalahan.





Jangan anggap meminta maaf itu

perkara yang mudah dilakukan.

Beratnya meminta maaf itu

sama dengan susahnya memberi maaf.

Seseorang yang diliputi perasaan sombong,

baik kerana pangkat dan kekuasaannya,

atau kerana status sosialnya,

tidak mudah meminta maaf jika melakukan kesalahan.






Pemimpin yang nyata melakukan kesalahan

kepada rakyatnya tidak serta-merta meminta maaf.

Mereka meminta maaf selepas mendapat protes keras

termasuk tekanan daripada golongan atasannya.





Sesungguhnya

meminta maaf itu bukan pekerjaan ringan.

Orang-orang yang hatinya masih diliputi

perasaan-perasaan sombong, merasa lebih baik,

kadang-kadang akan berasa bersalah jika meminta maaf.





Apalagi

meminta maaf kepada orang

yang selama ini dianggap lebih rendah darinya.

Jika meminta maaf,

terutama kepada orang

yang lebih rendah darjat sosialnya itu

bukan perbuatan mudah, apalagi

memberi maaf kepada orang yang melukai hatinya.





Pekerjaan itu jauh lebih berat lagi,

apalagi untuk sebuah kesalahan

yang menggores hati.

Kadang-kadang dendam itu

dibawa hingga ke mati.

Hanya orang-orang tertentu saja

yang sanggup melakukannya.





Rasulullah adalah orang

yang paling lapang dadanya.

Baginda memaafkan tidak saja

orang yang pernah melukai hatinya

tetapi juga orang yang hampir-hampir

menghilangkan nyawanya.





Jabir ra berkata,




“Kami bersama Rasulullah

dalam perang Ghazwadz-Dzatirriqaa’

dan ketika istirahat kami

masing-masing mencari tempat perlindungan.

Jika ada pohon yang besar

maka kami berikan kepada Nabi untuk

berteduh di bawahnya.

Ketika Rasulullah sedang terlelap tidur,

datanglah seorang musyrik

mengambil pedang Rasulullah

yang tergantung di pohon.

Lalu dihunusnya dan dia bertanya kepada Nabi,

“Apakah anda takut kepadaku?

Jawab Nabi,

“Tidak.”

Lalu dia bertanya,

“Siapakah yang dapat mempertahankan

engkau dari seranganku?

Jawab nabi,

“Allah.’”







Dalam riwayat Abu Bakar al-Isma’ily,

ketika jatuhlah pedang itu,

dan Nabi bertanya,





“Siapakah

yang dapat mempertahankanmu dari padaku?”

Jawab orang musyrik itu,

“Jadilah yang sebaik-baik menuntut balas.”

Maka,

Rasulullah s.a.w bertanya kepadanya,

“Mahukah engkau mengucap syahadah?”

Jawab orang itu,

“Tidak, tetapi saya berjanji kepadamu

tidak akan memerangi engkau,

dan tidak akan membantu orang

yang memerangi kamu.”





Maka,

dilepaskan si musyrik itu dan sekembalinya

kepada kaumnya dia berkata,

“Aku datang daripada orang

yang sebaik-baik manusia.”






Dalam Islam,

ketika seseorang dizalimi,

ada dua hak baginya.

Pertama,

membalas dengan setimpal perbuatannya.

Manakala yang kedua

memaafkannya.

Jika dipilih alternatif pertama,

maka balasan itu tidak boleh lebih berat,

walaupun kepada musuh Islam.

Umat Islam dilarang membalas secara melampaui batas. Jika pilihan kedua dipilih, maka orang itu sudah membeli syurga. Harga maaf itu mahal, setimpal dengan harga syurga.

Manusia tidak akan pernah terlepas daripada melakukan dosa. Orang baik menurut ajaran Islam bukanlah mereka yang tidak pernah bersalah, melainkan orang yang apabila berbuat kesalahan dia segera menyedari kesalahannya itu kemudian meminta ampun kepada Allah.

Allah Yang Maha Bijaksana membuka pintu maaf selebar-lebarnya. Kesalahan, tidak saja dilakukan kepada Allah tetapi lebih banyak lagi kepada sesama manusia.

Pergaulan dalam masyarakat perlu berjalan secara sihat, harmonis dan penuh kasih sayang. Jadilah orang yang suka meminta maaf dan memaafkan orang lain.





Sumber











1 ulasan:

Masya berkata...

kite mungkin susah nak maafkan orang.. tapi kalau itu yang terbaikk ape salahnyakan ubah sikap tu... moga menjadi lebih yang terbaik apabila kite mudah memaafkan...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...