Memaknai keberkatan
Secara umumnya keberkatan
dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang dapat membawa kebaikan.
Definisi ini memang sangat umum
dan belum dapat menjelaskan
pengertian berkat dengan sepenuhnya.
Konsep keberkatan lebih mudah
dijelaskan dengan melihat sejarah awal
kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Setelah dilahirkan Nabi SAW disusui
oleh seorang ibu daripada
Bani Saad bernama, Halimah al Sadiyah.
Bani Sa ad adalah salah satu
kelompok daripada suku Quraish
di Mekah. Sebelum kehadiran
Nabi Muhammad SAW, keadaan
kehidupan Bani Saad adalah dalam
keadaan kesukaran makanan yang
tergambarkan pada kurusnya
binatang ternakan, keringnya
susu ternakan, ketidaksuburan tanah
dan sedikitnya hasil tanaman.
Namun, semenjak baginda
Rasulullah SAW dibawa oleh
Halimah ke kampung Bani Saad,
ternakan mereka beransur gemuk,
malah kantung susu turut menjadi
penuh,dan tanah berubah menjadi subur.
Kehidupan keluarga Halimah pula
mula menjadi sejahtera.
Perubahan keadaan yang terjadi ini
diakui asbab kepada kehadiran
Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa barokah kepada Bani Saad.
Secara logik akal, tidak mungkin
Nabi Muhammad SAW yang masih bayi,
belum mampu untuk duduk dan berdiri,
malah masih memerlukan bantuan orang lain
untuk makan dan minum, dapat membawa
perubahan kepada Bani Saad.
Namun secara logik tauhid,
perubahan pada Bani Saad ini
dapat terjadi atas dasar kehendak
Allah SWT yang ditandai dan diawali
dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW
yang masih bayi. Untuk itulah,
kehadiran baginda disebut
sebagai barokah.
Al-Quran menegaskan bahawa
Allah SWT merupakan sumber keberkatan.
Firman Allah SWT yang bermaksud:
" Maha Suci (Maha Barakah)
Allah Yang di tangan-Nyalah
segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu."
(al-Mulk: 1)
Di dalam al-Quran banyak contoh
makhluk-makhluk-Nya yang
dianugerahi keberkatan.
Di antaranya: tempat
(negeri, kota, kampung), manusia
(keluarga, orang perseorangan),
waktu, benda (pohon, rezeki, air)
dan lain-lain.
Keberkatan kepada "tempat"
digambarkan dengan firman
Allah SWT yang bermaksud:
" Maha Suci Allah
yang telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsa yang telah Kami
anugerahkan keberkatan pada
negeri/tempat sekeliling-nya agar
Kami perlihatkan kepadanya
sebahagian daripada landa-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui."
(al-Isra: 1)
Dalam ayat yang lain,
Allah SWT berfirman yang bermaksud:
" Sesungguhnya rumah
yang mula-mula dibangunkan
untuk (tempat beribadat) manusia,
ialah (Baitullah) yang di Bakkah
(Mekah) yang dianugerahi barokah
dan menjadi petunjuk bagi
semua manusia. "
(Ali Imran: 96)
Keberkatan kepada "manusia"
digambarkan dengan firman
Allah SWT yang bermaksud:
" Dan Dia menjadikan aku
(Nabi Isa a.s) seorang yang
dianugerahi keberkatan di mana
sahaja aku berada dan Dia
memerintahkan kepadaku untuk
(mendirikan) solat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup. "
(Maryam: 31)
Keistimewaan
Anugerah keberkatan yang
diterima Nabi Isa a.s menyebabkan
sebuah keistimewaan.
Ke mana pun dia pergj,
maka tempat yang ia singgah
dan sesiapa pun yang bertemu
dengannya mendapat manfaat keberkatan
daripadanya, seperti orang
yang sakit akan menjadi sembuh,
yang susah menjadi
mudah urusannya dan seterusnya.
Keberkatan kepada "keluarga" pula
digambarkan dengan firman-Nya
yang bermaksud:
"Katakanlah: Ya Tuhanku,
Tinggalkanlah saya di negeri
yang berkat. Engkau sebaik-baik
yang memberi tempat."
(al-Muminun: 29)
Keberkatan kepada "waktu" pula
digambarkan dengan firman Allah SWT
yang bermaksud:
" Sesungguhnya Kami
menurunkannya (al-Quran) pada
suatu malam yang dianugerahi
keberkatan dan sesunggguhnya
Kami-lah yang memberi peringatan. "
(ad-Dukhan: 3)
Keberkatan kepada "air"
digambarkan dengan firman
Allah SWT yang bermaksud:
" Dan Kami turunkan dari langit,
air yang telah dianugerahi keberkatan.
Lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu pohon dan biji-bijian."
(Qaf: 9)
Mengenai Keberkatan
kepada "rezeki" Rasulullah SAW
mengajar umatnya untuk selalu
berdoa, memohon kepada Allah SWT
agar diberi rezeki yang berkat.
Salah satu daripada doa tersebut ialah
yang bermaksud:
"Ya Allah,
anugerahkan lah keberkatan
kepada rezeki kami dan
jagalah diri kami
daripada api neraka.
Keberkatan dalam "kehidupan"
digambarkan Allah SWT dengan
firman-Nya yang bermaksud:
" Jikalau sekiranya
penduduk desa / negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami
anugerahkan kepada (kehidupan)
mereka keberkatan dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
seksa mereka disebabkan
perbuatannya. "
(aI-Araf: 96)
Allah SWT dan al-Quran
adalah merupakan sumber keberkatan.
Apabila nilai-nilai al-Quran diamalkan
dalam kehidupan, maka secara automatik
kehidupan di negeri, kota, desa,
kelompok dan orang perseorangan
yang menerapkan nilai-nilai tersebut
menjadi objek sasaran keberkatan.
Apabila keberkatan dianugerahkan
kepada kehidupan di negeri, kota,
desa dan seterusnya, maka segala
sesuatu yang diusahakan bakal
mencapai hasil yang luar biasa atau
di luar dugaan akal manusia, sesuai
dengan sifat keberkatan itu sendiri
yang melebihi perhitungan
akal manusia.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan