Muslim yang terbaik adalah
yang dapat mencapai tingkatan Ihsan (muhsin).
Seorang yang sampai pada tingkatan seolah-olah
melihat Allah atau paling tidak seorang yang yakin
bahwa segala perbuatannya dilihat Allah
maka tentu akan terdorong melakukan perintahNya
dan menjauhi laranganNya.
Inilah sesungguhnya
bentuk ketaqwaan kepada Allah
yang menentukan tingkat/ukuran kemuliaan
seorang muslim dihadapan Allah.
Sesuai firman Allah,
“Sesungguhnya
yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling taqwa”
(QS. Al-Hujurat: 13).
"Dan
sesiapa yang berpaling ingkar
dari ingatan dan petunjukKu,
maka sesungguhnya adalah baginya
kehidupan yang sempit,
dan Kami akan himpunkan dia
pada hari kiamat dalam keadaan buta".
" Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan
untuk mendekatkan diri kepada-Nya,
dan berjihadlah pada jalan-Nya,
supaya kamu mendapat keberuntungan . "
( Al Maidah:35 )
Dari Abu Hurairah RA
disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Allah bersabda,
‘Aku menuruti prasangka hamba-Ku kepada-Ku.
Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku.
Kalau ia mengingat-Ku dalam hati,
Aku mengingatnya dalam diri-Ku.
Kalau ia mengingat-Ku di tengah kerumunan orang,
Aku pun akan mengingatnya di tengah kerumunan
yang lebih baik daripada mereka.
Kalau ia mendekat diri kepada-Ku sejengkal,
Aku pun mendekatkan diri kepadanya sehasta.
Kalau ia mendekatkan diri pada-Ku sehasta.
Aku pun akan mendekatkan diri padanya sedepa.
Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan,
Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil”.
Allah berfirman:
"Dan
apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran"
(Al-Baqarah 2:186)
Imam Ahmad meriwayatkan
dari Abu Musa Al-Asy'ari bahawa:
"Ketika kami bersama Rasulullah saw
dalam suatu peperangan,
tidaklah kami mendaki, menaiki bukit,
dan menuruni lembah, melainkan kami
meninggikan suara ketika bertakbir.
Kemudian baginda saw mendekati kami dan bersabda:
"Wahai sekalian manusia,
tahanlah diri kamu,
sesungguhnya kamu
tidak berdoa pada Rabb yang tuli dan jauh,
akan tetapi kamu berdoa kepada
Rabb Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Sesungguhnya Rabb yang kalian seru itu
lebih dekat kepada seseorang diantara kalian
dari leher binatang tunggangannya.
Wahai Abdulullah bin Qais,
mahukah kamu aku ajarkan
sebuah kalimat yang termasuk
perbendaharaan Syurga?,
Iaitu ucapan
'Laa haula walaa quwwata illaa billaah'
(tidak ada daya dan kekuatan melainkan
hanya dengan pertolongan Allah swt . "
(HR Bukhari no 2992
dalam kitab Faathul Baari (II/509)
dan Muslim no 2704
dalam Sahih Muslim (IV/2076) )
bahkan di aliran darah kita.
Allah SWT Maha Dekat, Maha Segala-galanya.
Allah ada di lautan, di daratan, di langit, di sungai,
di sawah, di bukti, di gunung, di rumah, di pejabat,
di kereta, di pesawat, di kapal, malah di mana-mana saja.
Allah ada di tengah-tengah kita.
ALLAH SWT itu sentiasa bersama-sama kita waktu susah mahupun senang.
‘Abdullah ibn ‘Umar ibn Khatthab dan seorang penggembala.
berjalan dengan beberapa orang
sahabatnya dan bertemu dengan seorang
penggembala kambing. Kemudian dia berkata
kepada sang penggembala itu,
“Cuba kamu jual kepada kami satu ekor kambingmu! "
Penggembala itu menjawab,
“Kambing-kambing ini bukan milik saya tuan,
ia milik tuan saya.”
Ibnu ‘Umar berkata lagi,
“Katakan kepada tuanmu bahawa
kambingnya dimakan serigala.”
Penggembala itu berkata,
“Lalu di mana Allah?”
Mendengar jawaban si penggembala itu
Ibnu ‘Umar kemudian menangis dan selalu
mengulang-ulangi pertanyaannya,
“Lalu di mana Allah?”
Ibnu ‘Umar akhirnya mendatangi
tuan pemilik kambing-kambing itu dan membelinya.
Bukan hanya itu,
Ibnu ‘Umar membebaskan sang penggembala –
kebetulan dia adalah seorang hamba sahaya.
Dia kemudian membeli
seekor kambing dan menghadiahkannya
kepada si penggembala itu.
Firman Allah SWT yang bermaksud:
“Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang ‘Aku’ maka (jawablah)
bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah) Ku dan hendaklah mereka itu
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran.”
(Surah al-Baqarah [002], ayat 186)
Firman-Nya lagi :
“Dan
sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya,
dan Kami lebih dekat daripada urat lehernya.”
(Surah Qaaf [050], ayat 16)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Terima kasih kerana sudi bertukar fikiran dan memberi pendapat.