Isnin, 4 Jun 2012

ALLAH SWT itu dekat.


Muslim yang terbaik adalah

yang dapat mencapai tingkatan Ihsan (muhsin).

Seorang yang sampai pada tingkatan seolah-olah

melihat Allah atau paling tidak seorang yang yakin

bahwa segala perbuatannya dilihat Allah

maka tentu akan terdorong melakukan perintahNya

dan menjauhi laranganNya.

Inilah sesungguhnya

bentuk ketaqwaan kepada Allah

yang menentukan tingkat/ukuran kemuliaan

seorang muslim dihadapan Allah.

Sesuai firman Allah,


Sesungguhnya

yang paling mulia

diantara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling taqwa

(QS. Al-Hujurat: 13).


A124


"Dan

sesiapa yang berpaling ingkar

dari ingatan dan petunjukKu,

maka sesungguhnya adalah baginya

kehidupan yang sempit,

dan Kami akan himpunkan dia

pada hari kiamat dalam keadaan buta".


(Taha 20:124)







A035





" Hai orang-orang yang beriman,

bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan

untuk mendekatkan diri kepada-Nya,

dan berjihadlah pada jalan-Nya,

supaya kamu mendapat keberuntungan . "


( Al Maidah:35 )




Dari Abu Hurairah RA

disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Allah bersabda,

‘Aku menuruti prasangka hamba-Ku kepada-Ku.

Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku.

Kalau ia mengingat-Ku dalam hati,

Aku mengingatnya dalam diri-Ku.

Kalau ia mengingat-Ku di tengah kerumunan orang,

Aku pun akan mengingatnya di tengah kerumunan

yang lebih baik daripada mereka.

Kalau ia mendekat diri kepada-Ku sejengkal,

Aku pun mendekatkan diri kepadanya sehasta.

Kalau ia mendekatkan diri pada-Ku sehasta.

Aku pun akan mendekatkan diri padanya sedepa.

Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan,

Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil”
.



A186




Allah berfirman:

"Dan

apabila hamba-hamba-Ku

bertanya kepadamu tentang Aku,

maka (jawablah),

bahwasanya Aku adalah dekat.

Aku mengabulkan permohonan orang

yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,

maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka

beriman kepada-Ku, agar mereka

selalu berada dalam kebenaran"

(Al-Baqarah 2:186)





Imam Ahmad meriwayatkan
dari Abu Musa Al-Asy'ari bahawa:

"Ketika kami bersama Rasulullah saw

dalam suatu peperangan,

tidaklah kami mendaki, menaiki bukit,

dan menuruni lembah, melainkan kami

meninggikan suara ketika bertakbir.

Kemudian baginda saw mendekati kami dan bersabda:

"Wahai sekalian manusia,

tahanlah diri kamu,

sesungguhnya kamu

tidak berdoa pada Rabb yang tuli dan jauh,

akan tetapi kamu berdoa kepada

Rabb Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.

Sesungguhnya Rabb yang kalian seru itu

lebih dekat kepada seseorang diantara kalian

dari leher binatang tunggangannya.

Wahai Abdulullah bin Qais,

mahukah kamu aku ajarkan

sebuah kalimat yang termasuk

perbendaharaan Syurga?,

Iaitu ucapan

'Laa haula walaa quwwata illaa billaah'

(tidak ada daya dan kekuatan melainkan

hanya dengan pertolongan Allah swt . "

(HR Bukhari no 2992
dalam kitab Faathul Baari (II/509)
dan Muslim no 2704
dalam Sahih Muslim (IV/2076) )




Allah ada di mana-mana,

bahkan di aliran darah kita.


Allah SWT Maha Dekat, Maha Segala-galanya.

Allah ada di lautan, di daratan, di langit, di sungai,

di sawah, di bukti, di gunung, di rumah, di pejabat,

di kereta, di pesawat, di kapal, malah di mana-mana saja.

Allah ada di tengah-tengah kita.

ALLAH SWT itu sentiasa bersama-sama kita waktu susah mahupun senang.



Jom kita hayati kisah
‘Abdullah ibn ‘Umar ibn Khatthab dan seorang penggembala.



Suatu hari, Ibnu ‘Umar
berjalan dengan beberapa orang

sahabatnya dan bertemu dengan seorang
penggembala kambing. Kemudian dia berkata
kepada sang penggembala itu,


“Cuba kamu jual kepada kami satu ekor kambingmu! "

Penggembala itu menjawab,

“Kambing-kambing ini bukan milik saya tuan,

ia milik tuan saya.”


Ibnu ‘Umar berkata lagi,

“Katakan kepada tuanmu bahawa

kambingnya dimakan serigala.”

Penggembala itu berkata,

“Lalu di mana Allah?”

Mendengar jawaban si penggembala itu

Ibnu ‘Umar kemudian menangis dan selalu

mengulang-ulangi pertanyaannya,

“Lalu di mana Allah?”

Ibnu ‘Umar akhirnya mendatangi

tuan pemilik kambing-kambing itu dan membelinya.

Bukan hanya itu,

Ibnu ‘Umar membebaskan sang penggembala –

kebetulan dia adalah seorang hamba sahaya.

Dia kemudian membeli

seekor kambing dan menghadiahkannya

kepada si penggembala itu.



Firman Allah SWT yang bermaksud:

“Dan

apabila hamba-hamba-Ku bertanya

kepadamu tentang ‘Aku’ maka (jawablah)

bahwasanya Aku adalah dekat.

Aku mengabulkan permohonan orang

yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku,

maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah) Ku dan hendaklah mereka itu

beriman kepada-Ku, agar mereka selalu

berada dalam kebenaran.”

(Surah al-Baqarah [002], ayat 186)


Firman-Nya lagi :

“Dan

sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia dan mengetahui

apa yang dibisikkan oleh hatinya,

dan Kami lebih dekat daripada urat lehernya.”

(Surah Qaaf [050], ayat 16)


Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Terima kasih kerana sudi bertukar fikiran dan memberi pendapat.