Isnin, 2 Mei 2011

Iman Tanpa Amal



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikJqkpFNbRLy85Zs8xfN1_K31hMYD1S4Lwz8o136mzoNc2Biyf96AtW1XUp2VASoljYIU7wiWz5pBPB5yKvtZhLkQJ-Q6Hcbav8OZCkbwlF0dZH7pPrLIBfovd1azNSNcAI-GhaSvjXTLg/s1600/124.jpg




Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz,

"Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :


· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh

di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.

· Bacalah Al-Qur'an

· Tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau

tanggungkan dosamu kepada orang lain.

· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.


· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.

· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia

ke dalam amal perbuatan akhirat.

· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu

supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.

· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.

· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.

· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.


Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka.

Firman Allah S.W.T. yang bermaksud,

"Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain."



Sabda Rasulullah S.A.W.,

"Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka

yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati)

dengan lisannya, dan anjing itupun merobek

serta menggigit tulangnya."

Kata Mu'adz,

" Ya Rasulullah,

siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu,

dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?"


Sabda Rasulullah S.A.W.,

"Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan

bagi orang yang telah dimudahkan

serta diringankan oleh Allah S.W.T."





Amal Perbuatan


1. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani)


2. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR. Muslim)


Penjelasan:


Yang dimaksud adalah amal perbuatan

yang berhubungan dengan pelaksanaan peribadatan.


3. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi . (HR. Al Hakim)


4. Dunia dihuni empat ragam manusia.

Pertama,

seorang hamba diberi Allah harta kekayaan dan ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia.


Kedua,

seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh-sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan kedua) sama.


Ketiga,


seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan. Dia membelanjakan hartanya dengan berfoya-foya tanpa ilmu (kebijaksanaan). Ia juga tidak bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga dekatnya, dan tidak mempedulikan hak Allah. Maka dia berkedudukan paling jahat dan keji.


Keempat,


seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan maka aku akan melakukan seperti orang-orang yang lalai dengan wang dan membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timbangan keduanya sama. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)



5. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan. (HR. Ahmad)


6. Seorang sahabat bertanya,

“Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?”

Nabi Saw menjawab,

“Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.”

Dia bertanya lagi,

“Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?”

Nabi Saw menjawab,

“Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya.”

(HR. Ath-Thabrani dan Abu Na’im)


7. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu. (HR. Bukhari)


8. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu) Allah, nescaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (Ath-Thahawi)


~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~


Saat seorang hamba
menjalani proses perhitungan amal,

ia tidak akan dapat mengingkari satu pun
amal keburukan yang ia kerjakan.

Ia juga tidak akan dapat mengklaim
telah melakukan amal ini dan itu

yang sebenarnya tidak ia kerjakan.





Pada hari itu
Allah membongkar segalanya,
menunjukkan klaim palsunya,
mengunci mulutnya rapat-rapat,
dan menjadikan para malaikat pencatat amal
anggota tubuh si hamba
sebagai saksi yang memberatkan atasnya.


2 ulasan:

  1. assalam..

    trm ksh dgn perkongsian ilmu ini :)

    BalasPadam
  2. Salam Maiyah.
    Thanks Maiyah coz sudi menziarah ke teratak maya ini. Datang membaca lagi di sini yea.

    BalasPadam

Terima kasih kerana sudi bertukar fikiran dan memberi pendapat.